Kebumen, Harian banyumas.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglqdeOVDZu8spKglWHmhsfcqPUVgHcOzp23EbYK9lCBEpz0efhsYHXW-mbqpOq6GTFlEm5BHgoBRHuOm1yuLWxroMqAqHFZqWUC9P4wFhoazYHA4NIltEsQmyAxMZKaY-4_l-W5xXqnoqC/s320/sat-siswonirmolo.+%25282%2529jpg.jpg)
Sat Soswonirmolo Ketua DKD (Dewan Kesenain Daerah) kabupaten Kebumen kepada harmas menutukan, bagi saya penulisan
cerita rakyat merupakan sebuah usaha untuk mendokumentasikan cerita-cerita
rakyat yang ada, baik yang berupa legenda, fabel ataupun yang berupa dongeng,
agar tidak kepaten obor, hilang terlupakan. Sehingga nantinya dapat
menjadi warisan budaya bagi generasi mendatang.
Dengan adanya lomba tingkat nasional penulisan cerita rakyat 2016 dengan
menggunakan bahasa jawa dialek banyumasan, yang diselenggarakan oleh Harian
Banyumas dengan memperebutkan piala Gubernur Jawa Tengah dan Hadiah
puluhan juta rupiah sudah barang tentu merupakan langkah yang sangat baik, yang
akan menjadi pemicu gairah bagi para penulis-penulis cerita rakyat untuk gumregah berkarya.
Para penulis akan menuliskan cerita rakyat di Jawa Tengah dengan bahasa jawa panginyongan,
dialek banyumasan yang pada saat sekarang ini tengah mengalami kendala
pengembangan, maupun pelestarian.
Bahasa jawa dialek banyumasan (ngapak-ngapak),
merupakan varian atau dialek dalam bahasa jawa, yang pada saat ini secara umum
mengalami kondisi yang sama dengan bahasa jawa maupun budaya jawa.Sebagai
ketua DKD Kebumen, terimakasih dan salud dengan media perusahaan pers yang
peduli terhadap nilai-nilai kearifan lokal untuk pendidikan warga agar tidak
hilang dari akar asli budaya lokal.” Jelas Sat Soswonirmolo.
Ambiyo
(73) pengelola TBM (Taman Bacaan Masyarakat) Sanggar Candra Buana Kebumen
ketika ditemuai Harmas di Jl.Hm Sarbini 40 menanggapi lomba penulisan ,” saya
mendukung lomba penulisan cerita rakyat yang diadakan oleh kora Harmas
dalam rangka ulang tahun ke 4 ini, para calon penulis kebumen bisa tumbuh calon
penulis baru dan mengembangkan minta baca dan tulis dengan mengikuti lomba
menulis bahasa jawa banyumasan dialektika bahasa Kebumen,” katanya
‘Saya pengelola
TBM Sanggar Candra Buana kebumen dari jam 09.00 sampai 16.00 untuk para
pengunjung, kami ada buku 6.000 terdiri dari buku, majalah, novel, tabloid dan
kliping yang dikelola mandiri, kami kelola sendiri mulai dari tahun 2004 sampai
sekarang 2016. Kami tiap hari bekerja untuk masyarakat dengan mendidik
masyarakat agar membaca dan menulis.” tuturnya,
‘Kami
berharap agar warga Kebumen untuk bisa berpartisipasi lomba penulisan bahasa
asli kita sendiri, hendaknya bisa menulis bahasa banyumas (termasuk kebumen) untuk
membaca referensi bacaan dari buku cerita, majalah atau novel untuk melengkapi
data dan kosata kata dialek banyumas, memang susah bahasa Banyumas. tetapi
kalau belajar pasti akan bisa menguasai bahasa asli kita,” pesan Ambiyo pensiunan
karyawan BNI ini.(eko)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar