Kamis, 03 Maret 2016

Cerita Rakyat Kekuatan budaya


Kebumen, Harian banyumas. 
Cerita rakyat  gambaran dari sebuah nilai  kearifan lokal (lokal wisdom), maupun juga merupakan kecerdasan lokal (lokal genius). Karena melalui sebuah cerita dan tulisan berbentuk dongeng ataupun legenda dapat ditanamkan nilai-nilai kearifan, pesan moral dan kebajikan ( Liding Dongeng).
Sat Soswonirmolo Ketua DKD (Dewan Kesenain Daerah) kabupaten Kebumen  kepada harmas menutukan, bagi saya penulisan cerita rakyat merupakan sebuah usaha untuk mendokumentasikan cerita-cerita rakyat yang ada, baik yang berupa legenda, fabel ataupun yang berupa dongeng, agar tidak kepaten obor, hilang terlupakan. Sehingga nantinya dapat menjadi warisan budaya bagi generasi mendatang.
Dengan adanya lomba tingkat nasional penulisan cerita rakyat 2016 dengan menggunakan bahasa jawa dialek banyumasan, yang diselenggarakan oleh Harian Banyumas dengan memperebutkan  piala Gubernur Jawa Tengah dan Hadiah puluhan juta rupiah sudah barang tentu merupakan langkah yang sangat baik, yang akan menjadi pemicu gairah bagi para penulis-penulis cerita rakyat untuk gumregah berkarya. Para penulis akan menuliskan cerita rakyat di Jawa Tengah dengan bahasa jawa panginyongan, dialek banyumasan yang pada saat sekarang ini tengah mengalami kendala pengembangan, maupun pelestarian.
Bahasa jawa dialek banyumasan (ngapak-ngapak), merupakan varian atau dialek dalam bahasa jawa, yang pada saat ini secara umum mengalami kondisi yang sama dengan bahasa jawa  maupun budaya jawa.Sebagai ketua DKD Kebumen, terimakasih dan salud dengan media perusahaan pers yang peduli terhadap nilai-nilai kearifan lokal untuk pendidikan warga agar tidak hilang dari akar asli budaya lokal.” Jelas Sat Soswonirmolo.

Ambiyo (73) pengelola TBM (Taman Bacaan Masyarakat) Sanggar Candra Buana Kebumen ketika ditemuai Harmas di Jl.Hm Sarbini 40 menanggapi lomba penulisan ,” saya mendukung lomba penulisan cerita rakyat  yang diadakan oleh kora Harmas dalam rangka ulang tahun ke 4 ini, para calon penulis kebumen bisa tumbuh calon penulis baru dan mengembangkan minta baca dan tulis dengan mengikuti lomba menulis bahasa jawa banyumasan dialektika bahasa Kebumen,” katanya

‘Saya pengelola TBM Sanggar Candra Buana kebumen dari jam 09.00 sampai 16.00  untuk para pengunjung, kami ada buku 6.000 terdiri dari buku, majalah, novel, tabloid dan kliping yang dikelola mandiri, kami kelola sendiri mulai dari tahun 2004 sampai sekarang 2016. Kami tiap hari bekerja untuk masyarakat dengan mendidik masyarakat agar membaca dan menulis.” tuturnya,

‘Kami berharap agar warga Kebumen untuk bisa berpartisipasi lomba penulisan bahasa asli kita sendiri, hendaknya bisa menulis bahasa banyumas (termasuk kebumen) untuk membaca referensi bacaan dari buku cerita, majalah atau novel untuk melengkapi data dan kosata kata dialek banyumas, memang susah bahasa Banyumas. tetapi kalau belajar pasti akan bisa menguasai bahasa asli kita,” pesan Ambiyo pensiunan karyawan BNI ini.(eko)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar