- Seminar kebangsaan SMA N Kutowinangun
Kebumen, minggu 21 februari 2016
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjstsiX50QHOdR0MxQo_Bm6Gxvv72Bt2s8OOTDTMaVMXzYIAHNUyT51qMITzsyqarW_uHONZd0y1v07gFUJwO_GBOPlUaCsEir8y7pTx8AyO5FL89y3OKKiLthfZiAxDMecgUxXA59FSsa4/s320/seminar+SMA+KTW.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQPOKOasbyuauhbbqTNK0sg9xUaKLtL4IkgTdyH-Rsn9ULM2agzAWi6Otb_7R7a_X9MG5KOH6ELAuR0b959HESlcaGdXSQL1RFRUtgeP7GI82IREZqjWq7AzZsG4ywtHc0XuPINl9funNZ/s320/seminar+ktw+2.jpg)
Hal itu disampaikan pada acara Seminar kebangsaan yang bertema” Harta senja 45 (hargai kebersamaanTanamkan cinta dan semangat juag 45, yang diadakan Rohis (Rohani Islam ) SMA Negeri Kutowinangun baru ngkabopaten Kebumen, acara juga di meriahkan dengan music islami. Pemateri pertama pada seminar kapten Arhanud Sarwono Danramil kecamatan Kutowinangun dalam paparannya mengatakan,” adik-adik siswa harus belajar yang benar dalam berwawasan kebangsaan, terutama dalam memahamai gerakan islam radikal yang ada disekitar kita. Gerakan radikal itu menginginkan Negara Islam, padahal harga mati Dasar Pancasila sebagai Negara Indonesa. Memang mayoritas di negeri Indonesia agama islam, namun di beberapa pulau dan wilayah Indonesia kita ketahui terdapat banyak agama yang dia nut oleh warga negera Indonesia. Dari perbedaan agama itu jutru kita untuk bisa menghormati antar agama, suku dan bahasa,”
Sarwono menambahkan’ gerakan semacam ini menghalalkan segala cara untuk meraih tujuan,dengan isu isu demokrasi, isu ham imdan isu lainnya.oleh karenanya bangsa kita yang kuat ini terus memegang teguh nilai kesatuan negeri republic Indonesia kepada generai muda. generasi muda sebagai garda depan pembangunan nasioanal di era globalisasi ini pasar bebas dunia persatuan dan kesatuan bangsa “ harapnya
Pemateri kedua Prabowo Adi Widayat MPd,I Dosen UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta, memaparkan,” gerakan radikalsime karena ada faktor pemahaman pengetahaun agama pada kulitnya saja, kemudian mengaku yang paling benar diantara mereka, selain itu gerakan ini dengan menggunakan penafsiran dan ayat-ayat agama yang tidak sesuai dengan budaya bangsa kita. Factor lainnya masyarakat indoensia masih mereduksi informasi dan pen getahuan yang minim dan tidak berusaha untuk mengkaji lebih dalam, selama di dunia pendidikan masih impor, karakter pendidik ada sebagian kurikulum yang tidak toleran justru adanya kekerasan, perlu adanya basis materi pengetahuan yang tidak menimpor dari luar, artinya basis pengetahuan islam yang ada di masyarakat asli Indonesia,”
‘Untuk menangkal radikalisme itu, kini ada wacana Islam Nusantara. Islam Nusantara merupakan cermin Islam asli bangsa Indonesia, yang bersifat dan berjiwa toleransi, cinta damai dan hormat-menghormati antar sesama. Akar kebudayaan Islam Nusantara ini menjadikan salahssatu jalan keluar dari sifat kekerasaan dan mengaku paling benar, Islam Nusantara yang sedang berkembang dimasyarakat bertujuan persatuan dan kesatuan bangsa di Indonesia.’
‘fenormena islam radikal dinegeri harus dirubah menjadi Islam toleran. Islam yang rahmatan lil alamin dari dahulu sampai sekarang Islam toleran yakni homat menghormati perbedaan, mewadaih semua agama Islam, Kristen, budha ,Hindu, konghucu dan kepercayaan. Gerakan radikalisme menuju hal ini akan memecaah belah kesatuan Negara Republic indoensia yang berbhineka tunggal ika perlu di tanggkal karena akan memecah belah bangsa Indoensia.
Ketua panitia Ahima Ridho Maulana kepada harmas mengatakan,” tujuan acara ini meningkatkan iman dan taqwa keada Tuhan YME, wahana silaturahmi antar pelajar, peningkatan pengetahuan terutama bagaiman cara menangkal gerakan radikalisme islam, harapannya rasa cinta tanah air penanaman jiwa kebangsaan kepada anak-anak sekolah di SMA N Kutowinangun dan semua undangan yang hadir, mampu memahamai dan melaksanakan hasil seminar kebangsaan dilingkungan sekolah keluarga dan masyarakat,” Katanya
Sementara itu Waluyo Widodo SPd MM Kepala Sekolah SMA N Kutowinangun menuturkan,” dunia Pendidikan sebagai kunci pengetahuan yang tepat kepada anak-anak sekolah mewaspadi gerakan radikalisme. Peran pendidik sangat penting dan lingkungan sekolah terus melakukan pendidikan yang beretika, berkarakter untuk menghasilkan kader pendidikan yang berjiwa kebangsaan, nantinya siswa bisa mengetahui, paham serta bisa menanamkan jiwa kebangsaan setelah lulus sekolah, ditempat kerja, atau melanjutkan perguruan tinggi. Mereka siswa mempunyai pondasi yang kuat dalam mengikuti organisasi yang ada, mulai saat ini kami tanamkan pendidikan karakter kebangsaan di sekolah, ‘Katanya. (eko)