Selasa, 02 Mei 2017

Kolaborasi Ebleg dan Barongsai Simbol Kekayaan Budaya

Displaying DSC_0013.JPG
Kebumen.com.07 mei17

Setelah meraih kesuksesan tahun lalu, 
tahun ini kembali Roemah Martha Tilaar Gombong menggelar Festival Dolanan Tradisional yang a sudah dilaksanakan pada hari Senin (24/4) mulai pukul delapan pagi hingga empat sore. Dalam festival tersebut para pengunjung mendapat kesempatan untuk menikmati berbagai bentuk permainan tradisional yang sebagian besar sudah ditinggalkan masyarakat.Salah satu keunikan festival ini adalah akan ditampilkan kolaborasi seni kuda lumping/ebleg dengan barongsai dimana semua pelakunya adalah anak-anak.

Alona Novensa dari Roemah Martha Tilaar mengungkapkan bahwa festival ini merupakan bentuk dari Peringatah Hari Bumi sekaligus Hari Warisan Budaya Internasional (International Heritage Day). “Sengaja kami mengangkat berbagai permainan dan seni tradisional. Di satu sisi ini adakah cara mengingatkan kembali masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap berbagai warisan budaya yang berbentuk permainan. Sekaligus kami mengajak masyarakat untuk kembali bersahabat dengan alam dan lingkungan lewat permainan-permainan ini”, demikian Alona.

Sudah puluhan bentuk permainan disiapkan untuk dinikmati pengunjung, mulai dari egrang, bekel, dakon, lompat tali dan lain-lain. Bahkan pengunjung dapat pula mengajak putra-putrinya untuk belajar membuat aneka permainan dari janur, atau bahkan membuat wayang dari gagang daun singkong. Di setiap wahana akan ada relawan yang mendampingi pengunjung dalam melakukan kegiatan.

Selain itu juga ditampilkan berbagai bentul atraksi untuk memeriahkan suasana, antara lain tarian tradisional, musik kenthongan, kuda lumping dan seni barongsai. Uniknya, semua atraksi dilakukan oleh anak-anak.Yang akan cukup sensasional adalah kami mencoba memadukan seni kuda lumping ebleg dengan barongsai. Kolaborasi ini menyimbolkan Gombong sebagai kota dengan kemajemukan budaya, selain juga memberikan pengalaman lintas budaya kepada anak-anak. Kami berharap saat anak-anak ini dewasa, pengalaman ini akan membentuk mereka menjadi pribadi yang mencintai kebudayaan bangsa serta memiliki wawasan kebangsaan yang kuat,” kata Alona.

Shinsan Aurelia Winarno, salah satu pendamping seni kuda lumping “Ebleg Ngisor Gayam” Wonokriyo menyatakan dukungannya terhadap ide ini. “Kami berharap kolaborasi yang baru pertama kali ini akan membuat adik-adik di sanggar kami menjadi semakin giat berlatih serta mampu memiliki wawasan seni budaya yang luas,” kata Shinsan yang juga seorang pengrajin assesoris ini.

Lebih jauh Manager Roemah Martha Tilaar Gombong, Sigit Tri Prabowo mengungkapkan bahwa saat ini tengah digodog untuk memadukan berbagai potensi seni budaya di Gombong untuk dapat dirangkai menjadi sebuah festival yang lebih besar, yang diharapkan dapat mengangkat dunia wisata di Kabupaten Kebumen.
“Selama ini Roemah Martha Tilaar bersama berbagai komponen sudah rutin mengadakan festival budaya. Bukan tidak mungkin ke depan berbagai potensi yang sudah tergali dapat disatukan dalam sebuah ajang festival kota yang lebih besar dan mampu mendatangkan lebih banyak wisatawan ke wilayah Kebumen. Jika dibandingkan festival-festival kota di banyak tempat, kami optimis Kabupaten Kebumen mampu menghadirkan sebuah festival kota yang sangat menarik,” demikian Sigit (kbm.com/01).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar