Setelah meraih
kesuksesan tahun lalu,
tahun ini kembali Roemah Martha Tilaar Gombong menggelar
Festival Dolanan Tradisional yang a sudah dilaksanakan pada hari Senin (24/4) mulai
pukul delapan pagi hingga empat sore. Dalam festival tersebut para pengunjung
mendapat kesempatan untuk menikmati berbagai bentuk permainan tradisional yang
sebagian besar sudah ditinggalkan masyarakat.Salah satu keunikan festival ini
adalah akan ditampilkan kolaborasi seni kuda lumping/ebleg dengan barongsai
dimana semua pelakunya adalah anak-anak.
Alona Novensa
dari Roemah Martha Tilaar mengungkapkan bahwa festival ini merupakan bentuk
dari Peringatah Hari Bumi sekaligus Hari Warisan Budaya Internasional
(International Heritage Day). “Sengaja kami mengangkat berbagai permainan dan
seni tradisional. Di satu sisi ini adakah cara mengingatkan kembali masyarakat,
khususnya generasi muda, terhadap berbagai warisan budaya yang berbentuk
permainan. Sekaligus kami mengajak masyarakat untuk kembali bersahabat dengan
alam dan lingkungan lewat permainan-permainan ini”, demikian Alona.
Sudah puluhan
bentuk permainan disiapkan untuk dinikmati pengunjung, mulai dari egrang,
bekel, dakon, lompat tali dan lain-lain. Bahkan pengunjung dapat pula mengajak
putra-putrinya untuk belajar membuat aneka permainan dari janur, atau bahkan
membuat wayang dari gagang daun singkong. Di setiap wahana akan ada relawan
yang mendampingi pengunjung dalam melakukan kegiatan.
Selain itu juga
ditampilkan berbagai bentul atraksi untuk memeriahkan suasana, antara lain
tarian tradisional, musik kenthongan, kuda lumping dan seni barongsai. Uniknya,
semua atraksi dilakukan oleh anak-anak.Yang akan cukup
sensasional adalah kami mencoba memadukan seni kuda lumping ebleg dengan
barongsai. Kolaborasi ini menyimbolkan Gombong sebagai kota dengan kemajemukan
budaya, selain juga memberikan pengalaman lintas budaya kepada anak-anak. Kami
berharap saat anak-anak ini dewasa, pengalaman ini akan membentuk mereka
menjadi pribadi yang mencintai kebudayaan bangsa serta memiliki wawasan
kebangsaan yang kuat,” kata Alona.
Shinsan Aurelia
Winarno, salah satu pendamping seni kuda lumping “Ebleg Ngisor Gayam” Wonokriyo
menyatakan dukungannya terhadap ide ini. “Kami berharap kolaborasi yang baru
pertama kali ini akan membuat adik-adik di sanggar kami menjadi semakin giat
berlatih serta mampu memiliki wawasan seni budaya yang luas,” kata Shinsan yang
juga seorang pengrajin assesoris ini.
Lebih jauh
Manager Roemah Martha Tilaar Gombong, Sigit Tri Prabowo mengungkapkan bahwa
saat ini tengah digodog untuk memadukan berbagai potensi seni budaya di Gombong
untuk dapat dirangkai menjadi sebuah festival yang lebih besar, yang diharapkan
dapat mengangkat dunia wisata di Kabupaten Kebumen.
“Selama ini Roemah
Martha Tilaar bersama berbagai komponen sudah rutin mengadakan festival budaya.
Bukan tidak mungkin ke depan berbagai potensi yang sudah tergali dapat
disatukan dalam sebuah ajang festival kota yang lebih besar dan mampu
mendatangkan lebih banyak wisatawan ke wilayah Kebumen. Jika dibandingkan
festival-festival kota di banyak tempat, kami optimis Kabupaten Kebumen mampu
menghadirkan sebuah festival kota yang sangat menarik,” demikian Sigit (kbm.com/01).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar