Jumat, 09 Juni 2017

Gerakan Anti Muwur Selamatkan Politik Moral

Kebumen.com.
Oleh ; Eko Wahyudi
Barangkali sudah tahu semua,praktek politiik anti muwur atau (anti money) politik di Indonesia bagian dari praktek politik imperealis kapitalis yang menjajah.Siapa yag punya uang itu jadi Kades DPR,Bupati,Gubernur mereka berpotensi masuk jeraji besi.

Gerakan anti muwur bagian kesadaran masyarakat menuju tatanan politik yang beradab  dan untuk menuju pelayanan pemerintah yang baik. Pemerintah dan pejabat bersih dan baik akan menyelamatkan negara dan  rakyat

Saatnya gerakan anti muwur Indonesia ini akan menjadikan  menuju masyarakat yang bersih dan pemerintah bersih (clean governance)masyarakat tidak dibodohi,para politisi dan calon pejabat mengambelikan tatatan  moral masyarakat.

Jika gerakan anti muwur (money politik) bertujuan;
1. Pemilih akan melek politik dan harga diri sebagai hak demokrasi
2. Partai politik, akan bekerja giat dan tidak jadi beban.
3. Mencegah potensi korupsi
3. UU Politik ditegakan betul

Solusi
1. Masyarakat ,desak politik anti muwur dengancara, berpatispaisi salam menyusun uud politik.
2.KPU dan Panwas jangan jadi lembaga tegas dalam penegakan hukum (tidak banci);lembaga yang tidak tegas melaksakan dan mengakan pasal pasal UU anti muwur.
3.Pecat KPU dan panwas  yang tidak mendukung gerakan anri muwur.
4. Sansi tegas,Hukum calon yang memberikan uang kepada pemilih dengan tegas.
5. Bubarkan partai yang memberikan praktek money politik.dan pengiris partai berani menindak tegas calon calonnya.

Kita sebagai masyarakat malu di bohongi dengan uang anti muwur ketika kita mkih..Kita lawan praktek money politik sebar sebar duit..jangan di jual belikan harga politik kita dengan 20 ribu sampai 100 ribu..

Indonesia anti muwur.
Indonesia bersih
Indonesia kaya
Indoesia beradab..!!

Jaga Indonesia Dalam Budaya

*INILAH PANCASILA SEJATI*

Teguh Srimulat terlahir dengan nama
Kho Tjien Tiong, atau dikenal dengan Teguh Slamet Rahardjo, ia lahir dari keluarga miskin di Bareng, Klaten, Jawa Tengah, dari pasangan Ginem dan Go Bok Kwie.

Teguh menyelesaikan pendidikan dasarnya di Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) Purwoningratan, Solo.

Pada tahun 1942, Teguh mulai membantu ayahnya bekerja di percetakan.

Ia bersahabat akrab dengan seorang pembuat gitar bernama Wiro Kingkong. Bersama temannya, Tan Tiang Ping, ia kemudian membentuk grup keroncong Asli di Kampung Perawit. Lalu bergabunglah Lie Tjong Yan, Liem Swie Hok, Liew Houw Wan, The Kit Liong, Kho Djien Tik dan Yo Thio Im. Di sini, Teguh mulai belajar bermain gitar dan biola.

Bersama Supardi, ia menjadi anggota grup musik di Gedung Kakio Sokai, Purwoningratan. Di sinilah ia berpentas musik untuk umum untuk pertama kalinya.

Pada tahun 1943, ia terlibat dalam pesta para pembesar tentara Jepang di Gedung Gajah, Solo. Teguh lalu menerima tawaran dari Thio Tek Djien-Miss Ribut untuk bergabung dalam rombongan sandiwara Miss Ribut’s Orion yang setiap malam menggelar pertunjukan di Gedung Shonan, Pasar Pon, Solo. Dua bulan kemudian, grup ini bubar.

Pada tahun 1946, ia menerima tawaran R. Supomo untuk bergabung dengan Orkes Keroncong Bunga Mawar sebagai pemain terompet.

Di grup ini ia bersama Gesang, Hendroyadi, Hardiman dan Ndoro Griwo. Orkes ini sering pentas ke berbagai kota di Jawa Tengah dan lagu-lagunya disiarkan RRI Solo.

Dalam pementasan Orkes Keroncong Bunga Mawar di Purwodadi, Teguh berjumpa dengan Raden Ayu Srimulat. Inilah titik awal kebersamaan mereka di rombongan Orkes Bintang Timur pimpinan Djamaluddin Malik serta dalam Orkes Keroncong Bintang Tionghwa yang dipimpin oleh Kho Tjay Yan.

Tahun 1949, R.A. Srimulat mendirikan Orkes Keroncong Avond dengan Teguh sebagai pendukung utama. Setahun kemudian, tanggal 8 Agustus 1950, mereka menikah dan mendirikan Gema Malam Srimulat. Teguh sendiri menjadi pimpinan Srimulat sejak 1957 hingga 1985.

Teguh menikah lagi dengan Jujuk Juariah, primadona kelompok Srimulat, pada tahun 1970, 2 tahun setelah RA Srimulat meninggal. Teguh meninggal dunia pada tanggal 22 September 1996.

Srimulat sebagai tontonan tradisional mampu bersaing dengan hiburan modern yang datang dari mancanegara.
Teguh Slamet  Rahardjo, adalah seniman serba bisa pionir kelompok Aneka Ria Srimulat, mampu meramu tontonan yang lengkap, nyanyian, tarian, dan komedi, dijadikan teater rakyat nan apik serta layak dinikmati penontonnya.

Sampai hari ini pun belum ada teater rakyat yang melegenda seperti Srimulat.

Kejayaan Srimulat menjadikan para-pemainnya meniti tangga kesuksesan sebagai selebritis nasional.

Dipetik dari berbagai sumber.

_Bertahun2 kita nonton Srimulat tanpa pernah bertanya apa sukunya, apa agamanya, apa partainya. Menonton ya menonton saja. Makin banyak tertawa makin baik. Begitu saja. Inilah Pancasila.